Para waliyullah punya metode khusus dalam menembus lailatul qadar. Termasuk para wali jadzab seperti Gus Ud Sidoarjo.
KH Mas’ud Pagerwojo, Sidoarjo (akrab disapa Gus Ud), punya kedekatan khusus dengan sosok Gus Miek Kediri.
Kedekatan keduanya bahkan sejak Gus Miek masih kecil yang sering berkunjung ke Sidoarjo di rumah Gus Ud.
Gus Miek dan Gus Ud sama-sama masyhur dikenal waliyullah yang jadzab. Keduanya punya keistimewaan yang diakui semua ulama pada jamannya.
Saat di rumah, Gus Ud selalu kedatangan tamu mulai warga pelosok desa sampai artis dan pejabat negara.
Gus Ud sangat sederhana, selalu perhatian dengan warga kecil tanpa sekat sedikitpun. Kewaliannya masyhur diakui para ulama’ saat itu.
Dikisahkan, di tengah suasana santai, main seorang anak kecil berusia 9 tahun di rumah Gus Ud. Anak itu sowan dan kemudian dengan dengan santainya main sesukanya.
Anak itu bernama Gus Miek, putra Kiai Djazuli Utsman, Pendiri Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri. Gus Miek sering datang tiba-tiba, tanpa diketahui asalnya dari mana.
Saat itu, datang seorang ulama’ muda ahli fiqh dari Jember. Dialah KH Achmad Siddiq.
Kiai Achmad saat itu masih berusia 23 tahun dan tengah menjadi sekretaris pribadi KH Wahid Hasyim yang menjabat sebagai menteri agama.
Kedatangan Kiai Achmad untuk mengharapkan do’a dan dibacakan Al-Fatihah untuk keselamatan dan kesuksesan hidupnya.